KARAKTERISTIK TARI TRADISI DAN KREASI BARU

KARAKTERISTIK TARI TRADISI DAN KREASI BARU

        Tari di Indonesia sangat banyak, para ahli tari mengklasifikasikan berbagai jenis tari dari sudut pandang yang berbeda-beda. Secara umum jenis tari terbagi dalam dua kategori yaitu tari tradisional dan tari non tradisional. Pengkategorian jenis tari tersebut, dikarenakan adanya perbedaan yang berkaitan dengan tempat tumbuh dan berkembangnya jenis tari, serta bentuk tari, dan fungsi tari.
        Tari tradisional adalah tari-tarian yang diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi, bertumpu pada pola garapan tradisi yang kuat dan sudah mengalami perjalanan sejarah yang panjang. Tari daerah memiliki ciri kedaerahan yang unik dan kental yang membedakannya dengan daerah lainya. Tari tradisional terbagi menjadi tiga yaitu tari Primitif, tari Tradisional Kerakyatan dan tari Tradisional Klasik. Tari Primitif adalah tari yang memiliki ciri bentuk gerak, iringan, rias dan busana yang bersahaja. Tari Primitif ada di seluruh dunia pada waktu masyarakat masih hidup dalam jaman pra sejarah. Pada saat ini, tari Primitif dapat dijumpai pada suku-suku pedalaman yang masih melanjutkan tata kehidupan budaya pra sejarah. Kepercayaan animisme dan dinamisme menjadi landasan seluruh aktivitas kehidupan suku-suku bangsa di pedalaman, sehingga tari Primitif menjadi bagian penting di setiap upacara. Contoh tari primitif adalah tari watukala dari Papua seperti tampak pada Gamba berikut ini. Berikut ini adalah tautan video Tari Wutukala, silahkan pindai QR code berikut ini menggunakan smartphone.

 


Gambar Tari Wutukala

Sumber: IndonesiaKaya/Youtube.com (2015)

Tari tradisional kerakyatan adalah tarian yang hidup dan berkembang di kalangan rakyat biasa. Tari tradisional muncul berawal dari berkumpulnya sekelompok masyarakat dengan beraneka kegiatan yang salah satunya melahirkan jenis kesenian rakyat seperti tari, musik, dan drama/teater tradisional. Kesenian yang muncul dari masyarakat sesuai dengan keadaan masyarakat. Salah satu contoh tari kerakyatan yang tumbuh subur di Provinsi Jawa Timur adalah Tari Jaran Kepang seperti terlihat pada Gambar berikut.


Gambar Tari Jaran Kepang

Sumber: kebudayaan.kemdikbud.go.id 

Tari klasik adalah tarian yang hidup dan berkembang di kalangan bangsawan yang tinggal di istana. Tarian ini telah mengalami kristalisasi nilai seni yang tinggi serta memiliki patokan, aturan dan kaidah tertentu yang harus dipatuhi. Salah satu contoh tari klasik adalah tari Bedoyo Ketawang dari Surakarta seperti tampak pada Gambar berikut.

Gambar Tari Bedaya Ketawang

Sumber: pariwisataindonesia.id 

Perkembangan seni termasuk seni tari terjadi secara alami dan sesuai dengan tuntutan zaman. Oleh karena itu, muncul keragaman seni tari baik di Nusantara maupun di mancanegara. Jenis tari kreasi baru dapat digolongkan menjadi dua yaitu:

1. Tari Kreasi Baru Berpola Tradisi

Tari kreasi berpola tradisi adalah tari kreasi yang garapannya dilandasi oleh kaidah-kaidah tari tradisi baik dalam koreografi, musik/ karawitan, tata busana dan rias, maupun tata teknik pentasnya, tanpa menghilangkan esensi tradisinya. Salah satu contoh tari kreasi baru yaitu tari Nandak Gojek dari Betawi, yang ditarikan oleh siswi SMK Negeri di Jakarta Jurusan Seni Tari. Tarian ini diciptakan pada tahun 2014 oleh siswi SMK dengan bimbingan guru kesenian, bentuk tarian ini berangkat dari pengembangan gerak tari Topeng Betawi dengan iringan musik Gamelan Topeng dan properti tari yaitu payung.

2. Tari Kreasi Baru Tidak Berpola Tradisi (Non Tradisi)

Tari kreasi baru tidak berpola tradisi (non tradisi) adalah tari kreasi baru yang garapannya melepaskan diri dari pola-pola tradisi baik dalam hal koreografi, musik, rias dan busana maupun tata teknik pentasnya. Salah satu tari kreasi baru non tradisi yaitu tari modern yang sering juga disebut tari kontemporer.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKNA, SIMBOL, DAN NILAI ESTETIS TARI TRADISI DAN TARI KREASI BARU

Pengertian Seni Tari